Kali ini kita bahas Keungguluan TNI Pada tahun 1960 sampai sampai
menjadi Negara yang memiliki Tentara yang paling di takuti setelah
Inggris dan rusia. Banyak sekali kerhotmatan yang di raih Indonesia
pada saat Masa pemerintahan Mantan Presiden. Soekarno.
Nampaknya bangsa ini sangat mudah sekali melupakan apa yang pernah terjadi dimasa lalu..
Lalu apa hubungannya dengan alutsista???
Membahas
alutsista yang dimiliki TNI saat ini tidak akan ada habisnya dan tadi
malam saya menemukan sebuah diskusi menarik di Indoflyer dan ternyata
ada beberapa buah foto yang menunjukkan bagaimana para pendiri bangsa
ini bisa menciptakan angkatan perang yang sangat disegani saat itu.
Semoga catatan sejarah yang ada bisa membuka mata kita….
Tahun 60an:
Menjelang
genderang perang pembebasan Irian Barat dimulai, Mantan Presiden
Soekarno mengirim sebuah tim untuk membeli alutsista dari Amerika
Serikat tetapi permintaan ini ditolak. Sehingga pemerintah RI beralih
ke Uni Soviet, dimana Indonesia diberi pinjaman USD 2,5 miliar untuk
membeli persenjataan dari mereka.
Tahun 90an:
Setelah insiden
santa cruz, negara-negara barat yang dimotori oleh Amerika Serikat
mengadakan embargo kepada Indonesia. Sehingga TNI khususnya AU
mengalami kelumpuhan, karena kekurangan suku cadang. Rusia datang
dengan menawarkan Su-30 MKI (I untuk Indonesia). Namun pembeliannya
terhalang oleh krisis moneter.
Saat ini:
Setelah pada tahun 90an
Indonesia mengalami embargo, TNI mulai melakukan diversifikasi atas
alutsista yang dimilikinya, dan akhir-akhir mulai cenderung untuk tidak
membeli alutsista dari Amerika Serikat. Pada tahun 2008 Indonesia
mendapat kredit sebesar USD 1 miliar untuk membeli persenjataan.
Seseorang
pernah berkata, sejarah akan terus berulang. Tetapi apakah pemerintah
kita pernah berpikir siapa sesungguhnya kawan kita?? Dan apakah kita
sudah memilih kawan yang tepat? Kawan yang datang saat kita butuhkan
atau kawan yang juga membantu kita tetapi sering memberi peringatan
atau ancaman ketika kita tidak melakukan hal yang mereka minta??
Seorang teman pernah bercerita bahwa ajakan untuk melakukan military
exercise tidak hanya datang dari AS, Australia dan negara2 Eropa
lainnya, tetapi juga dari Rusia, tetapi ia berkata orang-orang di
pejambon akan berteriak-teriak jika hal itu TNI lakukan. Nampaknya
orang-orang dipejambon, masih berpikir untuk melakukan politik bebas
aktif yang cenderung ke barat. Tetapi apa mereka lupa ada teman dari
timur yang juga memberi bantuan kepada kita??
Nah skarang gw
akan sedikit berbagi dengan foto - foto TNI pada Tahun 1960-an ,
mungkin ada yang berwarna dan ada juga yang hitam putih
Nih Pembelian 1 Kapal selam dari rusia
sekarang kita kembali ketopik Sjarah TNI
Orde lama:
Kebijakan
luar negeri Presiden Soekarno dengan melakukan operasi Trikora dan
Dwikora, bukanlah suatu operasi untuk memperluas wilayah. Operasi
Trikora dilakukan untuk mengembalikan Irian Barat ke pangkuan ibu
pertiwi. Dimana pada saat awal kemerdekaan kita, para pendiri bangsa
kita dengan jelas mengatakan bahwa wilayah Indonesia adalah semua
wilayah bekas jajahan Belanda yang bernama Hindia Belanda. Sementara
operasi Dwikora merupakan covert ops, karena TNI dan tentara Inggris
tidak pernah terlibat dalam pertempuran skala besar. Tetapi dengan
memiliki TNI yang kuat dan keteguhan Presiden Soekarno untuk melawan
imperialisme barat, mantan presiden kita yang satu ini juga dihormati
oleh negara-negara Barat, hal ini dibuktikan dengan beliau diminta
untuk berpidato pada Sidang umum PBB dan di hadapan kongres Amerika.
Orde Baru:
Mantan
Presiden Soeharto memiliki sikap yang berbeda dengan mantan Presiden
Soekarno, beliau lebih memilih untuk menjadikan Indonesia sebagai “anak
baik dikawasan” walaupun beliau pernah memerintahkan operasi seroja di
Tim-tim. Tetapi kebijakan “anak baik dikawasan” ini dlakukan juga
dengan jalan memperkuat TNI dan diplomasi. Sehingga walaupun Indonesia
tidak pernah terlibat dalam menggertak negara lain, tetapi tidak ada
negara ASEAN dan selatan kita yang berani berulah, serta waktu itu
mantan Presiden Soeharto termasuk orang berpengaruh di Asia. Kalaupun
Indonesia pernah mengirim tentaranya keluar Indonesia dengan
persenjataan penuh hanya terjadi beberapa kali, contohnya operasi
Seroja, itupun setelah pemerintah AS dan Australia meminta Indonesia
untuk masuk ke Tim-tim, daripada Tim-tim jatuh ke tangan komunis.
Saat ini:
Presiden
kita terakir dan nampaknya akan menjadi Presiden dalam waktu 5 tahun
kedepan pernah mengatakan “If We Want Peace, Prepare for War”, tetapi
dilain pihak Presiden kita lebih memilih untuk mengembangkan Soft power
daripada hard power. Presiden kita mendapat kesempatan untuk berpidato
di G8, tetapi pada saat bersamaan Malaysia berani untuk mengacak-acak
di ambalat.
Sejarah telah mencatat bagaimana negara ini pernah
sangat ditakuti karena kemampuan militernya pada tahun 60 an, memiliki
militer yang kuat pada saat TNI dibawah Jendral M Yusuf dan diplomasi
yang handal saat deplu dipimpin Ali Alatas, serta saat ini Indonesia
yang dihormati oleh negara-negara lain, tetapi dilecehkan oleh negara
tetangga dan keadaan alutsista yang menua. Bagi saya TNI yang kuat dan
diplomasi yang handal (hard power dan soft power kata Presiden SBY)
merupakan 2 sisi pada satu koin yang sama, karena dua hal itu akan
sangat meningkatkan posisi tawar Indonesia terhadap negara lain
sehingga penguatannya harus dilakukan secara bersamaan. Almarhum Ali
Alatas pernah berkata “diplomasi itu seperti bermain kartu”, dimana
salah satu kartu nya adalah kekuatan TNI. Apa yang bisa diplomat kita
mainkan saat kemampuan TNI berada pada titik nadir? negara lain akan
memandang sebelah mata. Contoh paling gampang, mengapa diplomat Amerika
Serikat sangat piawai? Ketika Menlu atau Presiden AS berkunjung
kenegara lain maka biasanya ada kapal induk yang berada diperairan
negara tersebut. Sehingga secara halus Menlu atau Presiden AS berkata
jangan main-main dengan saya, saya punya pasukan yang dapat saya
kerahkan dan mereka sudah ada di perairan anda. Pelajaran apa yang bisa
dipetik dari cerita diatas?? Negara itu sejak pertama kali berdiri
telah diperhitungkan oleh negara-negara lain, sehingga Presidennya akan
mendapat perhatian dari pemerintah negara lain. Tapi apa iya, karena
sudah diperhitungkan negara lain kita tidak mengembangkan TNI menjadi
lebih kuat?? Membuat TNI kuat bukan terletak dari dana, karena alokasi
dana yang ada pemerintah yang membuatnya. Tahun ini anggaran naik cuma
20%, klo pemerintah mau naik 100% juga bisa. Pertanyaannya mau atau
tidak untuk menjadikan TNI lebih kuat??
Sekelumit cerita diatas,
hanya sebagian cerita TNI dimasa lalu.. Banyak cerita lain seperti
cerita Tu-16 yang melakukan dropping barang-barang di tengah-tengah
benua australia, atau sebuah flight A-4 yang ditugaskan untuk mengebom
sasaran tertentu di Filipina jika keselamatan mantan Presiden Soeharto
terancam saat beliau berada di KKT ASEAN di Manila.
Dulu kita sangat berjaya, sekarang??
Foto-foto yang ada diambil dari situs Indoflyer
2 komentar:
setan dah, gue harus nulis ulang gara2 gagal login.
pembelian alutsista era soekarno itu ga gratis lho, salah satu syaratnya adalah mengembangkan paham komunis di indonesia, jaman itu kita beli borongan tapi ga pinter ngerawatnya, akhirnya umurnya jadi pendek, cepet jadi sampah.
jaman suharto malah lebih parah lagi, hampir ga ada pembaharuan alutsista. AD mengajukan klausul pembelian mbt t-80 malah di kasi lght tank scorpion, light tank tapi harganya setara mbt ?? korupsinya gila banget, AL malah dikasi kapal perang bekas dari jerman timur.
jaman sby justru kita mengalami kemajuan pesat di bidang alutsista, mulai dari pembaruan besar2an, pembelian alutsista borongan, kapal perang baru, kapal selam, proyek kfx dll.
anggaran naik 20% itu udah bagus banget lho. mau naik 100%?? boleh asalkan bbm naik jadi 15000 dan harga sembako naik 2 kali lipat, masalahnya lu mau ga ?? wong bbm naik 2000 perak aja udah pada demo ngerusuh di mana2
Mungkin anda bisa menyertakan bukti bukti penerapan paham komunis di zaman itu ?
Posting Komentar