Selasa, 20 Maret 2012

Militer Indonesia Tahun 1960-an

Kali ini kita bahas Keungguluan TNI Pada tahun 1960 sampai sampai menjadi Negara yang memiliki Tentara yang paling di takuti setelah Inggris dan rusia. Banyak sekali kerhotmatan yang di raih Indonesia pada saat Masa pemerintahan Mantan Presiden. Soekarno.
Nampaknya bangsa ini sangat mudah sekali melupakan apa yang pernah terjadi dimasa lalu..

Lalu apa hubungannya dengan alutsista???
Membahas alutsista yang dimiliki TNI saat ini tidak akan ada habisnya dan tadi malam saya menemukan sebuah diskusi menarik di Indoflyer dan ternyata ada beberapa buah foto yang menunjukkan bagaimana para pendiri bangsa ini bisa menciptakan angkatan perang yang sangat disegani saat itu.

Semoga catatan sejarah yang ada bisa membuka mata kita….

Tahun 60an:
Menjelang genderang perang pembebasan Irian Barat dimulai, Mantan Presiden Soekarno mengirim sebuah tim untuk membeli alutsista dari Amerika Serikat tetapi permintaan ini ditolak. Sehingga pemerintah RI beralih ke Uni Soviet, dimana Indonesia diberi pinjaman USD 2,5 miliar untuk membeli persenjataan dari mereka.
Tahun 90an:
Setelah insiden santa cruz, negara-negara barat yang dimotori oleh Amerika Serikat mengadakan embargo kepada Indonesia. Sehingga TNI khususnya AU mengalami kelumpuhan, karena kekurangan suku cadang. Rusia datang dengan menawarkan Su-30 MKI (I untuk Indonesia). Namun pembeliannya terhalang oleh krisis moneter.
Saat ini:
Setelah pada tahun 90an Indonesia mengalami embargo, TNI mulai melakukan diversifikasi atas alutsista yang dimilikinya, dan akhir-akhir mulai cenderung untuk tidak membeli alutsista dari Amerika Serikat. Pada tahun 2008 Indonesia mendapat kredit sebesar USD 1 miliar untuk membeli persenjataan.

Seseorang pernah berkata, sejarah akan terus berulang. Tetapi apakah pemerintah kita pernah berpikir siapa sesungguhnya kawan kita?? Dan apakah kita sudah memilih kawan yang tepat? Kawan yang datang saat kita butuhkan atau kawan yang juga membantu kita tetapi sering memberi peringatan atau ancaman ketika kita tidak melakukan hal yang mereka minta?? Seorang teman pernah bercerita bahwa ajakan untuk melakukan military exercise tidak hanya datang dari AS, Australia dan negara2 Eropa lainnya, tetapi juga dari Rusia, tetapi ia berkata orang-orang di pejambon akan berteriak-teriak jika hal itu TNI lakukan. Nampaknya orang-orang dipejambon, masih berpikir untuk melakukan politik bebas aktif yang cenderung ke barat. Tetapi apa mereka lupa ada teman dari timur yang juga memberi bantuan kepada kita??

Nah skarang gw akan sedikit berbagi dengan foto - foto TNI pada Tahun 1960-an , mungkin ada yang berwarna dan ada juga yang hitam putih




Nih Pembelian 1 Kapal selam dari rusia



sekarang kita kembali ketopik Sjarah TNI
Orde lama:
Kebijakan luar negeri Presiden Soekarno dengan melakukan operasi Trikora dan Dwikora, bukanlah suatu operasi untuk memperluas wilayah. Operasi Trikora dilakukan untuk mengembalikan Irian Barat ke pangkuan ibu pertiwi. Dimana pada saat awal kemerdekaan kita, para pendiri bangsa kita dengan jelas mengatakan bahwa wilayah Indonesia adalah semua wilayah bekas jajahan Belanda yang bernama Hindia Belanda. Sementara operasi Dwikora merupakan covert ops, karena TNI dan tentara Inggris tidak pernah terlibat dalam pertempuran skala besar. Tetapi dengan memiliki TNI yang kuat dan keteguhan Presiden Soekarno untuk melawan imperialisme barat, mantan presiden kita yang satu ini juga dihormati oleh negara-negara Barat, hal ini dibuktikan dengan beliau diminta untuk berpidato pada Sidang umum PBB dan di hadapan kongres Amerika.
Orde Baru:
Mantan Presiden Soeharto memiliki sikap yang berbeda dengan mantan Presiden Soekarno, beliau lebih memilih untuk menjadikan Indonesia sebagai “anak baik dikawasan” walaupun beliau pernah memerintahkan operasi seroja di Tim-tim. Tetapi kebijakan “anak baik dikawasan” ini dlakukan juga dengan jalan memperkuat TNI dan diplomasi. Sehingga walaupun Indonesia tidak pernah terlibat dalam menggertak negara lain, tetapi tidak ada negara ASEAN dan selatan kita yang berani berulah, serta waktu itu mantan Presiden Soeharto termasuk orang berpengaruh di Asia. Kalaupun Indonesia pernah mengirim tentaranya keluar Indonesia dengan persenjataan penuh hanya terjadi beberapa kali, contohnya operasi Seroja, itupun setelah pemerintah AS dan Australia meminta Indonesia untuk masuk ke Tim-tim, daripada Tim-tim jatuh ke tangan komunis.
Saat ini:
Presiden kita terakir dan nampaknya akan menjadi Presiden dalam waktu 5 tahun kedepan pernah mengatakan “If We Want Peace, Prepare for War”, tetapi dilain pihak Presiden kita lebih memilih untuk mengembangkan Soft power daripada hard power. Presiden kita mendapat kesempatan untuk berpidato di G8, tetapi pada saat bersamaan Malaysia berani untuk mengacak-acak di ambalat.

Sejarah telah mencatat bagaimana negara ini pernah sangat ditakuti karena kemampuan militernya pada tahun 60 an, memiliki militer yang kuat pada saat TNI dibawah Jendral M Yusuf dan diplomasi yang handal saat deplu dipimpin Ali Alatas, serta saat ini Indonesia yang dihormati oleh negara-negara lain, tetapi dilecehkan oleh negara tetangga dan keadaan alutsista yang menua. Bagi saya TNI yang kuat dan diplomasi yang handal (hard power dan soft power kata Presiden SBY) merupakan 2 sisi pada satu koin yang sama, karena dua hal itu akan sangat meningkatkan posisi tawar Indonesia terhadap negara lain sehingga penguatannya harus dilakukan secara bersamaan. Almarhum Ali Alatas pernah berkata “diplomasi itu seperti bermain kartu”, dimana salah satu kartu nya adalah kekuatan TNI. Apa yang bisa diplomat kita mainkan saat kemampuan TNI berada pada titik nadir? negara lain akan memandang sebelah mata. Contoh paling gampang, mengapa diplomat Amerika Serikat sangat piawai? Ketika Menlu atau Presiden AS berkunjung kenegara lain maka biasanya ada kapal induk yang berada diperairan negara tersebut. Sehingga secara halus Menlu atau Presiden AS berkata jangan main-main dengan saya, saya punya pasukan yang dapat saya kerahkan dan mereka sudah ada di perairan anda. Pelajaran apa yang bisa dipetik dari cerita diatas?? Negara itu sejak pertama kali berdiri telah diperhitungkan oleh negara-negara lain, sehingga Presidennya akan mendapat perhatian dari pemerintah negara lain. Tapi apa iya, karena sudah diperhitungkan negara lain kita tidak mengembangkan TNI menjadi lebih kuat?? Membuat TNI kuat bukan terletak dari dana, karena alokasi dana yang ada pemerintah yang membuatnya. Tahun ini anggaran naik cuma 20%, klo pemerintah mau naik 100% juga bisa. Pertanyaannya mau atau tidak untuk menjadikan TNI lebih kuat??

Sekelumit cerita diatas, hanya sebagian cerita TNI dimasa lalu.. Banyak cerita lain seperti cerita Tu-16 yang melakukan dropping barang-barang di tengah-tengah benua australia, atau sebuah flight A-4 yang ditugaskan untuk mengebom sasaran tertentu di Filipina jika keselamatan mantan Presiden Soeharto terancam saat beliau berada di KKT ASEAN di Manila.

Dulu kita sangat berjaya, sekarang??
Foto-foto yang ada diambil dari situs Indoflyer

2 komentar:

Anonim mengatakan...

setan dah, gue harus nulis ulang gara2 gagal login.


pembelian alutsista era soekarno itu ga gratis lho, salah satu syaratnya adalah mengembangkan paham komunis di indonesia, jaman itu kita beli borongan tapi ga pinter ngerawatnya, akhirnya umurnya jadi pendek, cepet jadi sampah.

jaman suharto malah lebih parah lagi, hampir ga ada pembaharuan alutsista. AD mengajukan klausul pembelian mbt t-80 malah di kasi lght tank scorpion, light tank tapi harganya setara mbt ?? korupsinya gila banget, AL malah dikasi kapal perang bekas dari jerman timur.

jaman sby justru kita mengalami kemajuan pesat di bidang alutsista, mulai dari pembaruan besar2an, pembelian alutsista borongan, kapal perang baru, kapal selam, proyek kfx dll.
anggaran naik 20% itu udah bagus banget lho. mau naik 100%?? boleh asalkan bbm naik jadi 15000 dan harga sembako naik 2 kali lipat, masalahnya lu mau ga ?? wong bbm naik 2000 perak aja udah pada demo ngerusuh di mana2

Unknown mengatakan...

Mungkin anda bisa menyertakan bukti bukti penerapan paham komunis di zaman itu ?