Senin, 26 Maret 2012

5 Hewan Paling langka


1. Panda : Panda Besar (Hanzi: 貓熊;; pinyin: mao xiong)



 Ailuropoda melanoleuca ("Kaki-kucing hitam-putih") atau diringkas Panda, adalah seekor mamalia yang biasanya diklasifikasikan ke dalam keluarga beruang, Ursidae
, yang hewan asli Tiongkok tengah. Panda Besar tinggal di wilayah pegunungan, sepertiSichuan dan Tibet. Pada setengah abad ke-20 terakhir, panda menjadi semacam lambang negara Tiongkok, dan sekarang ditampilkan pada uang emasnegara tersebut.

Nama China-nya berarti "kucing-beruang," dan juga bisa dibaca dibalik tanpa mengubah arti. Ia dinamai panda di Barat karena mirip dengan Panda Merah, dan dulunya dikenal sebagai Beruang Belang (Ailuropus melanoleucus).

Meskipun secara taksonomis ia adalah karnivora, makanannya seperti herbivora, sebagian besar tumbuh-tumbuhan, hampir hanya bambu saja. Secara teknis, seperti banyak hewan, panda adalah omnivora, karena diketahui mereka juga makan telur, dan juga serangga selain bambu. Kedua makanan ini adalah sumber protein yang diperlukan. Telinganya bergerak-gerak saat mereka mengunyah.
Panda Besar juga masih bersaudara dengan Panda Merah, tetapi mereka dinamai mirip sepertinya akrena kebiasaan mereka memakan bambu. Sebelum hubungannya dengan Panda Merah ditemukan pada tahun 1901, Panda Besar dikenal sebagai beruang berwarna dua.
Selama puluhan tahun, klasifikasi taksonomi panda yang tepat diperdebatkan karena baik Panda Besar maupun Panda Merah memiliki ciri-ciri seperti beruang dan rakun. Namun, pengujian genetika mengungkapkan bahwa Panda Besar adalah beruang sejati dan termasuk keluarga Ursidae. Saudara terdekatnya dalam keluarga beruang adalah Beruang Berkacamata di Amerika Selatan. Sekarang masih diperdebatkan apakah Panda Merah termasuk keluarga Ursidaea tau keluarga rakut, Procyonidae.
Panda Besar termasuk spesies terancam punah, terancam oleh kehilangan habitat dan tingkat kelahiran sangat rendah, baik di alam maupun di kandang. Sekitar 1.600 diyakini masih hidup di alam. Panda Besar adalah lambang World Wildlife Fund (WWF), organisasi pelestarian alam.

2. Lynx

 Lynx adalah salah seekor dari 17 jenis kucing liar yang berukuran sedang. Semuanya adalah anggota dari genus Lynx, namun ada banyak kekacauan tentang cara terbaik untuk menggolong-golongkan spesies felis di masa kini. Sebagian ahli menggolongkan mereka sebagai bagian dari genus Felis.Lynx mempunyai ekor pendek, dan biasanya dengan sejumput bulu hitam pada ujung telinganya. Mereka memiliki lingkaran di bawah lehernya yang memiliki garis-garis hitam (tak begitu terlihat) dan kelihatan seperti dasi kupu-kupu. Mereka mempunyai cakar yang besar dengan lapisan tebal untuk berjalan di salju, serta kumis yang panjang di mukanya. Warna tubuhnya berbeda-beda dari coklat muda hingga abu-abu, dan biasanya ditandai dengan bintik-bintik coklat tua, khususnya pada keempat kakinya. Berat mereka sekitar 15 kg hingga sekitar 30 kg. Lynx Eurasia lebih besar daripada spesies yang lainnya. Lynx Iberia jauh lebih kecil daripada spesies-spesies lainnya.

3. Anjing Rakun

Anjing rakun (Nyctereutes procyonoides, bahasa Inggris: Raccoon dog) adalah hewan mamalia dari famili Canidae dan satu-satunya spesies dari genusNyctereutes. Hewan ini disebut anjing rakun karena terlihat mirip rakun (Procyon lotor) dan asal kata procyonoides adalah procyon (rakun).
Anjing rakun berasal dari hutan rimba di wilayah Asia Timur, seperti: Siberia, daerah Sungai Ussuri, Vietnam bagian utara, Korea, dan Jepang. Dari tahun 1928hingga tahun 1957, industri mantel bulu mengintroduksi sekitar 4.000 hingga 9.000 anjing rakun ke Eropa dan Uni Soviet. Selain itu, anjing rakun digunakan sebagai hewan buruan dan lewat rute Polandia serta Jerman Timur, menyebar hidup di alam bebas di negara Skandinavia, Jerman, dan Perancis.
Pemerian

Panjang tubuh 50–60 cm, berat badan 3–10 kg. Anjing rakun pendek dan gendut, kakinya pendek, berbulu lebat, dan memiliki ekor yang mengembang. Bulu berwarna coklat tua kekuningan karena ujung bulu berwarna kekuningan, dan bulu yang agak pendek berwarna sedikit abu-abu. Bulu membentuk lingkaran berwarna hitam di bagian muka sekitar mata. Selain itu, warna hitam juga terdapat pada bagian kaki dan ujung ekor. Di musim dingin, bulu menjadi lebih panjang dibandingkan bulu di musim panas.
Dalam bahasa Jepang, anjing rakun disebut Tanuki yang merujuk pada 2 subspesies asli Jepang: N. p. albus (anjing rakun putih Hokkaido) dan N. p. viverrinus(anjing rakun biasa) asal Honshu, Shikoku, dan Kyushu. Anjing rakun Hokkaido memiliki kaki dan bulu yang sedikit lebih panjang dibandingkan anjing rakun biasa. Tanuki digambarkan dalam cerita rakyat Jepang sebagai makhluk yang nakal, kocak, riang gembira, dan ahli menyamar atau berubah bentuk. Cerita rakyat berjudul Bunbuku Chagama dan Gunung Kachi-kachi menampilkan Tanuki sebagai tokoh utama.

4. Badak Jawa

Badak jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Badak ini pernah menjadi salah satu badak di Asia yang paling banyak menyebar. Meski disebut "badak jawa", binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di seluruh Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi.[4] Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di alam bebas lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan perkiraan populasi tidak lebih dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya populasi badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di pasar gelap.[4]Berkurangnya populasi badak ini juga disebabkan oleh kehilangan habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang, seperti perang Vietnam di Asia Tenggara juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa dan menghalangi pemulihan.[5] Tempat yang tersisa hanya berada di dua daerah yang dilindungi, tetapi badak jawa masih berada pada risiko diburu, peka terhadap penyakit dan menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu dalam berkembangbiak. WWF Indonesia mengusahakan untuk mengembangkan kedua bagi badak jawa karena jika terjadi serangan penyakit atau bencana alam seperti tsunami, letusan gunung berapi Krakatau dan gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah. Selain itu, karena invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan sumber, maka populasinya semakin terdesak. Kawasan yang diidentifikasikan aman dan relatif dekat adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang pernah menjadi habitat badak Jawa.
Badak jawa dapat hidup selama 30-45 tahun di alam bebas. Badak ini hidup di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan daerah daratan banjir besar. Badak jawa kebanyakan bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak, walaupun suatu kelompok kadang-kadang dapat berkumpul di dekat kubangan dan tempat mendapatkan mineral. Badak dewasa tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak jawa biasanya menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu. Peneliti dan pelindung alam jarang meneliti binatang itu secara langsung karena kelangkaan mereka dan adanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam. Peneliti menggunakan kamera dan sampel kotoran untuk mengukur kesehatan dan tingkah laku mereka. Badak Jawa lebih sedikit dipelajari daripada spesies badak lainnya.

5. Kanguru

Kanguru atau kangguru adalah hewan mamalia yang memiliki kantung (marsupialia). Hewan ini termasuk hewan khas Australia. Kata kanguru diambil dari bahasa Aborigin gangguru.

Tidak ada komentar: